Pada artikel Kain Sasirangan telah diulas beberapa penjelasan tentang motif sasirangan. Berikut kelanjutan tentang motif sasirangan.
Motif sasirangan tampuk manggis dan daun jaruju
Motif sasirangan tampuk manggis
Tampuk adalah bagian bawah buah manggis yang menyerupai bunga. Coba Anda perhatikan sebelum membuka buah manggis.
Amati tampuk manggis yang anda pegang, kemudian hitung berapa banyak tampuk yang ada di kulit luar manggis.
|
Sasirangan Tampuk Manggis |
Ketika Anda membuka buah manggis,
Anda akan melihat jika jumlah tampuk dan isi buah adalah sama. Jika
tampuk manggis ada lima, maka bisa dipastikan isi buah adalah lima.
Tidak kurang ataupun lebih. Filosofi motif sasirangan tampuk manggis adalah kejujuran.
Apa yang diucapkan sama dengan apa yang ada di dalam hati.
Motif sasirangan daun jaruju
Daun jaruju adalah salah satu tanaman yang banyak ditemui di Kalimantan Selatan. Jenis daun ini berduri dan sering ditanam di sudut rumah oleh suku Banjar untuk pengusir hama tikus. Motif sasirangan daun jaruju bermakna sebagai simbol penolak bala.
|
Sasirangan Daun Jaruju |
Iris gagatas & kambang Sasaki
Motif sasirangan gagatas
Gagatas adalah makanan khas suku banjar yang terbuat dari tepung beras atau tepung sagu dan parutan kelapa kemudian disajikan dengan gula merah cair. Pada umumnya makanan khas Banjar dipotong dalam bentuk ini. Maknanya adalah pentingnya melestarikan simbol budaya agar tidak hilang digerus jaman.
|
Sasirangan Gagatas |
Motif sasirangan kambang sakaki
Sasriangan kambang sakaki, kambang dalam bahasa banjar yang berarti kembang atau bunga, yang bermakna bunga melambangkan keindahkan. Simbol bunga banyak dipergunakan sebagai ornamen arsitektur khas Banjar dalam bentuk ukiran.
|
Sasirangan Kambang Sakaki |
Motif sasirangan bintang bahambur
Motif sasirangan bintang memiliki makna bahwa bintang adalah salah satu tanda kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa. Apakah Anda dapat menghitung berapa jumlah pasti bintang di angkasa? Ya, kita sebagai manusia tak akan sanggup untuk dapat menghitung berapa sesungguhnya jumlah bintang yang kita lihat di langit malam hari.
|
Sasirangan Bintang Bahambur |
Kambang kacang & bayam Raja
|
Sasirangan Kambang Kacang & Bayam Raja |
Motif Batik Sasirangan Kambang Kacang
Kambang kacang adalah simbol kerukunan masyarakat Banjar. Kambang kacang adalah sejenis tanaman yang digemari oleh suku Banjar, biasanya dicampur dengan sayuran lain seperti labu dan kacang hijau untuk santapan sehari-hari. Tak heran jika kambang kacang umum ditemui di dapur masyarakat Banjar. Motif sasirangan kambang kacang mewakili kerukunan dan keakraban masyarakat Banjar.
|
Sasirangan Kambang Kacang |
Motif sasirangan bayam Raja
Bayam raja memiliki arti sebagai atribut seseorang yang dihormati dan bermatabat. Motif bayam raja mewakili arti leluhur suku Banjar sebagai tauladan dan sosok yang bermartabat dan dihormati. Motif sasirangan bayam raja memiliki pola garis yang melengkung patah-patah, umumnya tersusun vertikal sebagai garis pembatas dengan motif sasirangan lainnya.
Kangkung kaombakan & ombak sinampur karang
|
Kangkung Kaombakan & Ombak Sinapur Karang |
Motif sasirangan kangkung kaombakan
|
Sasirangan Kangkung Kaombakan |
Kangkung kaombakan dalam bahasa Indonesia adalah kangkung yang terkena ombak. Kangkung banyak tumbuh di sungai-sungai besar di Kalimantan Selatan. Tanaman Kangkung hidup menjalar di air, ketika ombak sungai menerjang, batang kangkung tidak putus. Arti dari motif sasirangan kangkung kaumbakan ialah tahan akan ujian dalam hidup seperti kangkung yang terhempas ombak.
Motif sasirangan ombak sinampur karang
Ombak sinapur karanag atau ombak yang menerjang karang. Memiliki makna filosofi sebagai manusia harus kuat dan kokoh layaknya karang. Ketika cobaan menerjang manusia memiliki sikap tabah dan tak tergoyahkan.
|
Sasirangan Ombak Sinapur Karang |
Itulah sebagian makna dari motif sasirangan. Kain sasirangan tidak hanya sekedar kain dengan corak, motif serta warna yang menarik, namun di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan manusia. Kekayaan budaya Indonesia sangatlah melimpah. Sudah selayaknya kita benar-benar mencintai dan mengenal budaya Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar